Sedimentasi adalah salah satu operasi
pemisahan campuran padatan dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan dan
sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya), Pemisahan dapat berlangsung
karena adanya gaya gravitasi yang terjadi pada butiran tersebut. Proses
sedimentasi dalam industri kimia banyak digunakan ,misalnya pada proses
pembuatan kertas dimana slurry berupa bubur selulose yang akan dipisahkan
menjadi pulp dan air, proses penjernihan air (water treatment),dan proeses
pemisahan buangan nira yang akan diolah menjadi gula.
Proses sedimentasi dalam dunia industri
dilakukan secara sinambung dengan menggunakan alat yang dikenal dengan nama
thickener,sedangkan untuk skala laboratorium dilakukan secara batch. Data-data
yang diperoleh dari prinsip sedimentasi secara batch dapat digunakan untuk
proses yang sinambung (Fourst, 1980).
Pabrik kertas menghasilkan limbah cair
yang mengandung logam berat jenis Hg dan Cu. Limbah cair tersebut berupa bubur
kertas encer yang apabila dibuang sembarangan akan mengakibatkan pencemaran
lingkungan.Bahan kimia dalam air limbah pabrik kertas seperti sulfite, fenol,
klorin, metal merkaptan sangat membahayakan kehidupan biota perairan, dapat
mengendap ke dasar perairan dan mengganggu keseimbangan dan kelestarian
kehidupan perairan. Tingginya kebutuhan oksigen untuk menguraikan limbah pabrik
kertas akan menurunkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air dan dapat
menyebakan kondisi anoksik di perairan, sehingga tidak dapat dihuni lagi oleh
biota alami.
Industri kertas menggunakan air dalam
jumlah yang sangat besar, sehingga dapat mengancam keseimbangan air pada
lingkungan sekitarnya karena akan mengurangi jumlah air yang diperlukan makhluk
perairan sungai dan mengubah suhu air. Limbah pabrik kertas dapat menyebabkan
kelainan reproduktif pada plankton dan invertebrate yang menjadi makanan ikan
serta kerang-kerangan. Sludge pabrik kertas yang dibuang ke Kali menimbulkan
pendangkalan sungai dan membunuh tumbuhan air di tepi sungai karena tumbuhan
tersebut tertutupi oleh lapisan bubur kertas. Limbah sludge tersebut mestinya
tidak dibuang ke sungai bersama air limbah tetapi diendapkan dan dikeringkan
untuk kemudian dibuang secara sanitary land fill atau dibakar agar tidak
mencemari tanah, air dan udara.
Sludge pabrik kertas sebenarnya dapat di
tangani dengan cara air limbah tersebut diendapkan terlebih dahulu dan kemudian
dikeringkan untuk selanjutnya dibuang secara sanitary land fill atau dibakar
agar tidak mencamari tanah, air dan udara. Ada juga Limbah pabrik kertas dapat
didaur ulang menjadi karton yang memiliki nilai jual tinggi.Karton hasil
pengolahan limbah pabrik kertas ini disebut dengan kertas gembos. Proses
pembuatannya relative sederhana. Sludge dan kertas pemulung diproses menjadi
bubur kertas. Kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ukuran 66 x 78 cm.
Setelah itu, dijemur di bawah terik matahari selama empat jam.Kemudian
dihaluskan dengan rol kalender.Kemudian di pak dengan berat 25 kg.Hal ini tentu
saja terasa lebih bernilai ekonomis serta dapat mengurangi dampak terhadap
lingkungan.
Pencemaran
lingkungan yang disebabkan industri kertas antara lain :
- Membunuh ikan, kerang dan invertebrata akuatik lainnya
- Memasukkan zat kimia karsinogen dan zat pengganggu aktivitas hormon ke dalam lingkungan
- Menghabiskan jutaan liter air tawar
- Menimbulkan risiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan.
- Zat pencemar dari proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan
Limbah
cair industri pulp and paper tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya.Dalam
percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan penyimpangan
reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan prey dari ikan
serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh pada ikan.Hal ini
menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan berkurangnya sumber
pangan hewani masyarakat di sekitar sungai.
Sebagian
besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin akan
bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti
dioksin. Dioksin ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen),
bahkan di dalam produk kertas yang dihasilkan (Alfyan, 2012).
Pembuatan kertas merupakan proses yang
melibatkan beberapa langkah dalam membuat perubahan pada kayu hingga
akhirnya menjadi kertas. Industri kertas juga merupakan industri
manufaktur besar yang juga tentunya memiliki proses pengolahan limbah.
Indutsri pulp dan kertas berusaha untuk meminimalisasi dampak limbah
industri dengan cara mengusahakan penggunaan air secara efektif dan juga
menggunakan proses modeling dan teknologi kidney dalam proses
pengolahan air internal. Anak sungai yang dihasilkan dari penggilingan
pulp dan kertas mengandung material padat. Dan metode utama yang
digunakan untuk menyingkirkan material tersebut adalah penyaringan,
klarifikasi, dan flotasi. Metode yang dipilih tergantung dari karakter
material padat yang dihasilkan oleh limbah industri tersebut.
Proses sedimentasi pada industri kertas merupakan teknologi paling sederhana dan
paling ekonomis dalam memisahkan substansi padat dari limbah cair. Efisiensi
yang tinggi dapat dicapai pada proses pengolahan anak sungai ketika material
padat disaring sebelum menuju anak sungai dan dialirkan menuju tangki
sedimentasi. Peralatan sedimentasi berupa lintasan berbentuk lamella biasanya
sering digunakan untuk mengelola limbah industri kertas, khususnya pada aliran
limbah dengan konsentrasi serat yang tinggi dan logam berat seperti Cu dan Hg
(Euni, 2013).
Lamella Classifier merupakan teknologi
sedimentasi yang terkemuka, ekonomis, dan hemat lahan. Alat ini terbuat dari
baja tahan karat yang pada umumnya berfungsi untuk penjernihan dan mendaur
ulang air, serta memisahkan partikel dan kekeruhan dari air kotor (Lawrence
dkk, 2005).
Sistem Lamella Classifier terdiri dari
serangkaian incline plate yang dipasang dengan sudut kemiringan 600° yang
tersusun berjajar dan berfungsi untuk membentuk ruangan atau sel – sel
sedimentasi yang terpisah di tiap pasang plat yang saling berdekatan. Sel–sel
ini merupakan faktor bertambahnya luas area sedimentasi yang sebanding dengan
jumlah plat yang digunakan sehingga seluruh flok yang terbentuk pada unit
flokulasi akan terendapkan di permukaan incline plate.
Air dialirkan melalui bagian bawah
incline plate, perlahan air mengalir ke atas, kemudian gumpalan flok akan jatuh
menempel pada bagian bawah tiap plat sedangkan air yang terolah mengalir keatas
dan meluber menuju saluran weir yang akan mengalir menuju outlet tangki
sedimentasi.
Gumpalan dari kumpulan flok – flok yang
menempel pada plat akan semakin banyak dan berat sehingga dapat meluncur
kebawah pada permukaan plat yang miring. Selanjutnya kompulan flok mengendap
secara gravitasi menuju dasar tangki sedimentasi.
Lumpur flok yang telah terbentuk secara
periodik dibuang dengan membuka katup penguras (sludge drain) pada bagian bawah
tangki sedimentasi. Direkomendasikan dilakukan pengeluaran lumpur secara
kontinu yang tergantung pada pada beban suspended solid, untuk meningkatkan
keefektifan volume zona pengendapan. Selama periode air baku dengan kekeruhan
rendah, sebagian lumpur yang terbentuk dikembalikan pada tangki
flokulasi-koagulasi untuk meningkatkan efisiensi sistem (Aquarion, 2003).
source : himprotekkimunnes.com
0 comments:
Post a Comment